Halo sahabat Whitecyber ternyata gen Z tidak sama dengan gen Y.
saya Faris Dedi Setiawan dan ini adalah analisis di episode kali ini saya ingin membahas lebih dalam tentang genzy dan tentunya lebih baik untuk membahas genzy dengan membandingkannya dengan geny dan saya selalu melihat bahwa sebetulnya banyak marketers salah kaprah karena merasa bahwa kalau mereka sudah punya menial strategy maka mereka tinggal menggunakan strategi yang sama untuk mentarget genzy padahal sebetulnya milenial atau geny itu tidak sama dengan Genzi Apa bedanya Mari kita simak satu persatu kita mulai dulu dengan Kapan sebetulnya gen Y atau milenial dan Genzi mulai mengenal internet milenial yang sedikit lebih tua daripada Genzi mengenal internet pertama kali ketika mereka remaja atau memasuki yang adulthood sehingga sehingga mereka belajar pertama kali internet itu entah di sekolah sekolah menengah atau bahkan ketika sudah kerja sedangkan Genzi sebetulnya dari umur yang sangat kecil bahkan ada yang mulai dari umur 5 tahun sudah memahami apa itu internet dan bahkan sudah bisa memakai gadget yang terkonect dengan internet sehingga pola pandang mereka terhadap internet sangat berbeda geny melihat bahwa internet itu sebuah tools yang membantu mereka di pekerjaan membantu mereka di sekolah dan seterusnya sementara Genzi melihat internet itu sebagai cara hidup way of life karena mereka sebetulnya tidak pernah tahu hidup tanpa koneksi internet mereka dari sejak kecil sudah terlatih hidup dengan internet dengan demikian genw biasanya melihat online dan offline itu sebagai sesuatu yang terpisah ada clear Separation antara online dan offline sedangkan Genzi melihatnya menyatu tidak ada batasan antar antara online dan offline sehingga kita sering melihat anak-anak Genzi yang sangat muda biasanya bisa main game ngumpul bareng 5 sampai 10 orang di ruangan yang sama tapi mereka tidak saling ngomong mereka berkomunikasinya di dalam gameennya tersebut sehingga seakan-akan meskipun secara fisik dekat tetapi mereka berkomunikasinya justru secara online Dan inilah yang saya sebut bluring tidak adanya border antara online dan offline di pandangannya genzy dengan adanya konteks tersebut kita bisa melihat ada perbedaan perilaku yang akhirnya muncul antara gen Y dengan gen Z contohnya geny selalu ingin menampilkan the best version of them mereka selalu jaim ingin menampilkan Yang Terbaik versi terbaik dari dirinya karena itu banyak genwi senang sekali dengan sosial media seperti Instagram misalnya di mana Instagram tersebut memungkinkan mereka untuk menggunakan berbagai tools e editing filter dan lain-lain yang kita sering lihat di Instagram semuanya kelihatan bahagia semuanya kelihatan sempurna tetapi bandingkan dengan genzy yang sebetulnya lebih suka menunjukkan auenticity atau menunjukkan apa adanya sehingga mereka lebih menyenangi sosial media seperti tiktok yang kalau kita lihat popular video di tiktok kebanyakan Raw unedited dan cenderung apa adanya jadi kalau kita lihat perilaku mereka memilih sosial media yang populer di kalangan masing-masing generasi itu dirive dari bagaimana mereka ingin menampil diri mereka sendiri apakah jaim seperti milenial atau lebih otentik seperti Genzi Selain itu banyak sekali geny yang ingin menampilkan Sisi emosional mereka sehingga mereka senang dengan brand yang menampilkan Sisi emosional atau Feel Good Factor sedangkan Genzi lebih senang yang funional atau justru yang lebih rasional jadi kalau kita lihat gen lebih emosional dalam membuat keputusan dan lebih senang brand yang menampilkan emotional branding sedangkan Genzi lebih suka yang lebih rasional yang menampilkan justru utilitas atau fungsionalitas dari sebuah produk selain itu geny juga melihat kesuksesan itu tergantung pada status sosial mereka jadi Kalau saya sukses itu artinya saya kaya saya secara sosial ekonomi sudah mapan sedangkan sukses untuk Genzi sangat berbeda Mereka melihat bahwa sukses itu sama dengan happiness kalau saya bahagia berarti saya sudah sukses dan itu akhirnya berpengaruh pada tujuan hidup mereka atau Life goal mereka di mana genwi lebih mengejar material Possession atau ingin membeli barang sebanyak-banyaknya ingin punya rumah ingin punya mobil barang-barang branded dan juga barang-barang Luxury sedangkan Genzi lebih banyak mengeluarkan uang untuk experiences nonton konser traveling dan sebagainya jadi yang satu beli aset atau beli produk dan barang yang satu lagi justru menikmati Services dan juga expi dan mereka juga punya social orientation yang berbeda milenial sangat peduli terhadap Apa yang dipikirkan orang lain terhadap mereka mereka sangat mendengarkan pendapat orang lain karena itu geny sering saya sebut sebagai konformis karena mereka lebih banyak mendengarkan pendapat eksternal dalam mengambil keputusan sedangkan banyak Genzi yang tidak peduli terhadap pendapat eksternal dan mereka disebut sebagai nonkonformis karena mereka ingin punya identitas sendiri tidak ingin terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya sehingga kalau kita lihat geny dan genz ini sangat beda kalau banyak brand atau orang marketing sudah punya sebelumnya mungkin 5 sampai 10 tahun yang lalu sudah mulai bikin strategi Marketing untuk milenial itu tidak bisa dipakai lagi untuk strategi Marketing untuk genzy karena memang sangat berbeda segmennya bahkan dari berbagai variabel yang tadi saya sampaikan ini sebetulnya bertolak belakang 180 derajat karena karena itu kita perlu menciptakan strategi Genzi yang baru ada beberapa tips yang bisa saya sampaikan terkait dari bagaimana kita mentarget Genzi dalam aktivitas marketing kita pertama Mari pahami dulu bahwa mereka ini hidup di dalam dunia Internet sangat panjang dalam sehari rata-rata mereka spend 8,5 jam sehari untuk mengkonsumsi internet across many devices ada yang pakai handphone pakai iPad pakai laptop desktop dan sebagainya dan mereka span panjang sekali 8,5 jam dalam sehari tetapi 8,5 jam tersebut tidak berurutan 8,5 jam nonstop mereka justru membagi ke dalam micro moment atau segmen-segmen kecil di mana kadang-kadang Saya cuma di toilet 2 sampai 5 menit saya buka handphone sambil browsing kadang kadang-kadang saya commuting di dalam kereta 1 jam Saya sambil nonton YouTube kadang-kadang Saya punya waktu luang sekitar 15 menit saya saya buka handphone untuk dengarin spotify dan sebagainya sehingga banyak sekali yang sebetulnya ketika digabung itu sudah menjadi 8,5 jam sendiri dan di dalam microm tersebut Sebenarnya ada empat komponen besar yang biasanya dicari mereka yang pertama adalah momen di mana mereka ingin belajar sesuatu I want to know Jadi mereka tiba-tiba teringat Oh saya pengin belajar tentang history tertentu Atau saya ingin belajar tentang musik dan sebagainya mereka browsing dalam waktu yang sangat pendek belajar sebanyak mungkin mengkonsumsi konten pembelajaran ada juga yang mencari tempat traveling untuk healing dan sebagainya I want to go Saya ingin cari destinasi yang bisa membuat hati saya lebih bahagia atau Saya ingin melakukan suatu aktivitas yang menarik Apakah saya ingin hiking Apakah saya ingin E window shopping Apakah ada aktivitas yang bisa membuat saya lebih senang dan bahagia dan ada yang yang tentunya ingin shopping atau ingin membeli sesuatu produk yang mereka lihat ee di sekeliling mereka Ini semua adalah microom yang harus dimanfaatkan oleh orang marketing ketika mereka mencari destinasi mereka mencari produk untuk dibeli saat itulah harusnya orang marketing menawarkan produk dan jasa dan tentunya channelnya enggak lain adalah lewat online atau Digital marketing dan tentunya mobile first atau ditargetkan ke mobile dari gen ini adalah satu media yang sangat-sangat populer dan sangatsangat efektif untuk mentarget genzy karena 8,eng jam mereka sehari berada di sana Selain itu ada satu paradoks yang ada terjadi di genzy yaitu mereka sebetulnya sangat-sangat familiar dengan digital touch point Bahkan mereka prefer kalau bisa hampir semua aktivitas mereka punya digital touch point mulai dari shopping mulai daries makanan e melakukan aktivitas perbankan kerja mengkonsumsi konten belajar bahkan sampai konsultasi dengan dokter mereka semua pengin Aktivitas ini bisa dilakukan secara convenience secara personaliz melalui gadget mereka atau melalui koneksi internet tetapi jangan lupa bahwa meskipun mereka sangat digital dan prefer digital touch point mereka juga senang physical touch point karena kalau kita lihat Genzi ini adalah generasi yang paling banyak punya mental health issue karena mereka mengalami yang namanya digital fatic atau kelelahan digital terlalu sering terkoneksi internet 8,5 jam sehari kan pasti capek karena itu mereka ingin mencari pelarian atau mereka sebut sebagai healing mencari momen-momen untuk keluar dari jeratan internet kadang-kadang mereka cari dengan melakukan aktivitas di third place pergi ke gym nongkrong di kafe melepas sejenak koneksi internet dengan teman-temannya kadang juga ikut live event seperti nonton konser sehingga mereka bisa merasakan multi sensory experience ada yang lebih senang dengan Retro produk karena Retro produk lebih banyak Analog dan tidak terkoneksi secara digital seperti misalnya vinil ada yang banyak mengkoleksi ada yang menggunakan kamera Polaroid dan sebagainya Mereka ingin banyak menggunakan produk-produk atau device device Retro yang tidak terkonect Internet dan banyak juga yang senang healing ke destinasi-destinasi yang kita sebut offgrid di mana koneksi Internetnya tidak terlalu bagus suasana outdoor mendekat dengan alam supaya mereka tidak terlalu fokus pada gadgetnya mereka ini adalah multi sensory experiences yang merupakan paradoksnya dari gen Z Meskipun mereka sangat prefer digital touch point tetapi mereka juga senang physical multi sensory experience sehingga brand yang bisa mengkombinasikan dengan baik kedua elemen ini akan bisa memenangkan Genzi semoga bermanfaat sampai jumpa di episode berikutnya apabila anda belajar banyak dari analisis tolong subscribe like dan share konten yang kami create ini dan Apabila ada pertanyaan yang ingin saya bahas di analisis silakan tanyakan di kolom [Musik] komentar